Friday, April 27, 2007

Iman sumber kekuatan mukmin

Iman adalah sumber kekuatan. Ia memelihara seseorang dari sikap memandang remeh kepada dosa.Orang yang lalai dan suka dengan maksiat sebenarnya ia tak punya kekuatan. Krisis iman merupakan akar dari segala krisis. Jiwa yang kosong tanpa iman tidak akan dapat menuntun pemiliknya ke jalan yang benar. Begitu juga lemahnya interaksi, keterlibatan, dan tanggung jawab seorang muslim terhadap berbagai kewajiban Islam dan dakwah hanyalah cermin dari krisis iman yang bersemayam dalam hati.

Itulah inti taujih Rasulullah, tatkala seorang sahabat bertanya kepadanya “Kenapa engkau melakukan puasa terus menerus?” Rasul menjawab, "Siapakah di antara kalian yang seperti aku. Aku bermalam dan Tuhanku memberiku makan dan minum."(HR. Bukhari)



Sabda Rasulullah Allah ‘memberiku makan dan minum’, adalah majaaz (kiasan) yang menggambarkan akibat makan dan minum, yakni timbulnya kekuatan. Seolah-olah Rasulullah saw bersabda, Allah memberiku kekuatan orang yang makan dan minum, dan memberiku sesuatu yang menggantikan makan dan minum, memberiku kekuatan untuk mengerjakan berbagai macam ketaatan tanpa berkurangnya kekuatan, tanpa rasa lemah, jemu, dan sebagainya. (Fathul Barii 4/207/208)

Seorang mukmin yang imannya hidup, akan merasakan bahwa kerinduannya pengisian bathin jauh lebih besar dibandingkan konsumsi makanan. Oleh kerana itu, seharusnya seorang mukmin memerlukan bekalan kekuatan ruhiyah jauh lebih besar dari bekalan
jasadiyah.

Semua orang dituntut untuk memelihara dan meningkatkan iman dengan melakukan pendekatan diri kepada Allah swt. Peranan kita sendirilah yang paling besar agar dapat memelihara kestabilan dan kualiti iman. Caranya adalah dengan disiplin melakukan tilawatul-Quran, tafakkur, rutin membaca doa pagi serta petang, serta ibadah sunnah. Kesinambungan amal harian, meski pun sedikit, akan membuat stamina iman kita tetap kuat menghadapi berbagai gangguan.

Hikmah memperdalami makna dan kualiti iman bagi perjuangan dakwah juga dapat dipetik melalui manhaj tarbiyah Allah kepada generasi pertama. Kesukaran yang dialami di awal fajar dakwah, taujih Robbani tidak bergeser dari fokus penanaman aqidah yang orientasinya tidak lain, pemantapan iman.

Setelah melewati fasa tarbiyah itulah, lahirlah para rijal da’wah yang kekukuhan jiwa mereka melebihi kemampuan serta ketahanan fisiknya. Keberanian yang muncul dari semangat iman menyediakan diri mereka untuk syahadah. Faktor inilah yang menjadikan mereka layak memperoleh pertolongan Allah, melalui kemenangan yang hampir tak pernah putus.

Seorang mukmin tidak akan dapat menemui kekuatan lain, melebihi iman yang yang mencekam di hati. “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya.” (QS. Ibrahim: 24-25) Wallahu’alam

No comments: